Menyikapi dengan dibentuknya Lembaga Akreditasi Mandiri Teknik (LAM Teknik) yang merupakan lembaga akreditasi mandiri yang bertugas untuk melakukan proses akreditasi untuk program studi keteknikan di Indonesia, maka Badan Penjamin Mutu (BPM) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menyelenggarakan Workshop Penyusunan Laporan Evaluasi Diri, LKPS, dan Penilaian Akreditasi Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM-TEKNIK) pada Selasa (31/05).
Workshop yang dilaksanakan secara daring ini tidak hanya diikuti oleh dosen dari UMJ saja namun juga ada beberapa yang berasal dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Narasumber yang dihadirkan pada workshop kali ini ialah Dr. Ir. SUHANAN, DEA yang merupakan Senior Asesor Badan Akreditasi Nasional.
Kegiatan ini digagas BPM UMJ sebagai salah satu bentuk persiapan akreditasi dari program studi keteknikan di lingkungan UMJ.
Turut bergabung pada workshop ini sekaligus memberikan sambutan yaitu Wakil Rektor I UMJ, Dr. Muhammad Hadi, S.Kp., M.Kep. “LAM Teknik ini termasuk yang baru, yang akan diberlakukan untuk selanjutnya, maka kami dari UMJ akan mematuhi regulasi yang diterapkan tersebut”, kata Hadi.
“Kami mengharapkan dengan sosialisasi ini, bisa memberikan manfaat kepada kualitas pada pembelajaran di Fakultas Teknik kami, karena Fakultas Teknik di UMJ termasuk fakultas yang senior, diharapkan semua prodinya memiliki akreditasi unggul nantinya”, tambahnya.
Dr. Hadi juga menjelaskan bahwa UMJ saat ini memang sedang berupaya untuk memperoleh Akreditasi Unggul.
Pada kesempatan yang sama Dr. Tria Astika Endah Permatasari, SKM., MKM., selaku Ketua BPM UMJ turut memberikan sambutan. Sembari menyapa hangat narasumber, Tria juga menjelaskan kepada narasumber bahwa adanya banyak hal yang saat ini belum diketahui secara menyuluruh terkait LAM Teknik ini seperti prosedur dan terutama teknik pengisian matriks yang tersebut. Ia juga berharap agar workshop ini semua peserta mendapat ilmu yang optimal.
Pada paparan awalnya Dr. Ir. Suhanan, DEA., menjelaskan tentang perbedaan prosedur Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) dengan LAM Teknik. “BAN PT ada dua tahap, pertama Asesmen Kecukupan yang mana asesor hanya menilai pada laporan kinerja program studi dan yang telah diunggah dan dokumen evaluasi diri. Untuk BAN PT ada nilai minimal yang dipenuhi untuk melanjutkan ke proses selanjutnya”, kata Suhanan.
“Sedangkan LAM Teknik antara Asesmen Kecupukan dengan Asesmen Lapangan jadi satu kesatuan dan terintegrasi, jadi tidak ada batas nilai asesmen kecukupan, maka berapapun nilai yang dimiliki tetap akan bisa dilanjutkan ke proses selanjutnya”, lanjutnya.
Perbedaan lainnya dijelaskan bahwa BAN PT sepanjang tahun bisa mendaftar, namun pada LAM Teknik hanya ada tiga batch.
Kemudian ia menjelaskan beberapa hal penting terkait LAM Teknik yakni (1) Tahapan Prosedur Akreditasi; (2) Rencana Pelaksanaan Akreditasi; (3) Dokumen Pengajuan Akreditasi; (4) Rubrik Penilaian Akreditasi dan Penetapan Peringkat; dan (5) Pengisian Dokumen AKreditasi Prodi LAM Teknik. (WD/KSU)